Senin, 28 Oktober 2013

"SOEMPAH PEMOEDA" 2013



Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928



Dahulu, pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah kongres pertama Sumpah Pemuda yang dikumandangkan di Jakarta (dulu bernama Waltervreden), tepatnya di sebuah rumah orang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. Rumah di daerah Jakarta Pusat itu bertempat di Jl. Kramat Raya No. 106, yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda.
tak hanya pemuda Indonesia saja yang mengikuti kegiatan tersebut, ada juga dari etnis Tionghoa 1. Kwee Thiam Hong, 2. Oey Kay Siang, 3. John Lauw Tjoan Hok, 4. Tjio Djien Kwie. dan juga dari pemerintah Belanda yang hadir dalam acara tersebut

      Menilik dari sejarah tersebut, akan membawa kita pada sebuah gambaran prilaku pemuda Indonesia yang energik, dinamis, dan bermartabat. Dimana dalam keterbatasan dan dalam tekanan pun masih tetap mampu membangun tangga cita-cita untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan menyatukan visi dan misi setiap pemuda Indonesia yang saat itu masih dalam penjajahan oeh Belanda. Masih saja mamikirkan nasib anak cucunya kelak akan seperti apa jika masih saja dijajah oleh Belanda.

     Cukupkah hanya memperingati peristiwa bersejarah tersebut sekali dalam setahun? Malah tidak jarang pemudanya saat ini hanya mencari kesenangan saja, kebanyakan kerjanya cuma "buka laptop-connect internet-buka FB-browshing sana browshing sini-ngeblog"(Eh,...!) tanpa memikirkan persatun dan perkembangan Bangsa Indonesia.

Kamis, 24 Oktober 2013

Harapan Hati


“Memberikan yang terbaik” Mungkin ungkapan itu tak asing lagi untuk didengar. Akan tetapi, apakah ungkapan tersebut sesuai dengan apa yang kita khotbahkan? Apakah justru membuat wadah yang kita bentuk ini menjadi semakin tak nyaman buat orang lain yang mempunyai keinginan yang benar-benar tulus ingin memberikan pemikiran dan tenaganya.

                Sebenarnya, untuk melaksanakan keinginan hati nurani tersebut tidaklah susah, hanya saja sudah cukupkah keberanian dalam diri yang membendung keinginan untuk mencari keuntungan pribadi? Jawabannya tentu anda sendiri yang mengetahuinya. J

                Keberanian dalam diri, adalah salah satu penunjang pokok yang menggerakkan roda keinginan tersebut. Dalam hal ini, prilaku kejujuran yang diterapkan seorang karate-ka dan salah satu pasal yang terkandung dalam “Pedoman Karate  KKI”  sangatlah penting keberadaannya. Harapan yang tercermin dari keinginan hidup damai dari setiap manusia adalah dengan menerapkan kesepuluh pedoman itu ke dalam kehidupan sehari-hari (bermasyarakat) dengan sungguh, tidak ada tipu-tipu untuk sebuah kejujuran hati.

Akan tetapi, semua itu kadang berbanding terbalik ketika kita menengok kenyataan dalam suatu organisasi yang kita terjuni. Sedangkan, sebuah organisasi itu dibentuk dalam arti, langkah, atau lambang dari pemikiran sebuah pedoman hidup yang utuh. Langkah awal, organisasi itu bediri bukan untuk mencari keuntungan pribadi, tetapi untuk menyebarkan polafikir, disiplin keilmuan yang tulus, dan dapat membela diri kita dalam pertanggungjawaban akhira nanti.



Dan pada intinya membangun organisasi itu, adalah memberikan sebuah pengertian, yang dapat menata kehidupan bermasyarakat di dunia, dan kehidupan akhirat kita kelak. Semoga, keberadaan artikel ini, dapat membawa kita kepada sebuah kesadaran berorganisasi, kesantunan dalam bersosialisasi, dan kemurnian hati untuk memajukan pemikiran masyarakat kita. Amin.